Takdir menurut Islam ada yang bisa dirubah dan ada yang
tidak dirubah. Misal takdir yang bisa dirubah yaitu seorang siswa ingin lulus
UN dengan berusaha keras dan akhirnya ia lulus dengan nilai yang tinggi,
sedangkan takdir yang tidak bisa dirubah contohnya meninggalnya seseorang
walaupun masih dalam keadaan sehat menurut ilmu kesehatan.
Bagaimana keadaannya jika kita merasa takdir itu bisa
dirubah tapi belum saja takdir itu sesuai dengan harapan dan doa kita? Semisal Adit
belajar bersungguh-sungguh untuk menghadapi Ulangan semester akhir dengan
harapan ia mendapat nilai yang tinggi. Akantetapi takdir berkata lain dia tetap
saja mendapat nilai yang pas-pasan. Akankah begitu sulit mengubah takdir?
Pertama-tama di masyarakat takdir dikaitkan dengan suatu
keadaan yang tidak bisa dirubah dan merupakan kehendak Allah SWT. Jikalau
keadaan itu bisa berubah bukan takdir namanya akantetapi NASIB. Nasib ada yang
baik (mujur) dan ada yang jelek (apes).
Nasib yang baik (mujur,bahasa kerennya) misalkan mendapat
bantuan beasiswa kepada seseorang atas prestasinya di kampus. Nasib baik ini
yang selalu diharapkan semua orang dan bahkan kalau ada nasib baik itu datang
secara tiba-tiba.
Sedangkan nasib buruk (apes, bahasa gokilnya) tidak disukai
kebanyakan orang (bukan seluruhnya), karena biasanya mendatangkan sikap-sikap
yang kurang baik (frustasi, marah, kecewa, dsb) terhadap orang-orang yang tidak
siap menghadapinya.
Terkait baik buruknya atau mujur apesnya nasib seseorang
adalah kuasa Ilahi. Memang nasib bisa dirubah dengan usaha, doa, dan ikhtiar,
akantetapi tetaplah Allah yang menentukan. Percayalah bahwa Allah SWT
memberikan sesuatu yang dibutuhkan manusia bukan diperlukan manusia.
Dari kasus di atas (soal Adit J...)
ini dalam cerita bukan kenyataan bahwa mungkin ia sedang diuji ketaatannya,
semakin ia sabar (kuat imannya) semakin ia dekat dengan Allah. Dan yang kedua
mungkin ada faktor lain yang menyebabkan ia tidak mendapatkan nilai baik
seperti masih tersisanya keraguan dalam dirinya bahwa ia bisa memperoleh nilai
baik. Ingat di kasus ini tidak hanya doa dan usaha saja yang perlu dilakukan.
Sebelum melakukan sesuatu ingatlah bahwa kita harus optimis bisa dan lakukan
yang terbaik. Jika pada level tertinggi kita
akan berani gagal tetapi tidak ingin gagal. Itulah prinsip hidup, karena
manusia walaupun makhluk yang sempurna tapi juga makhluk yang lemah. Tetap berusaha yang terbaik dan jangan
putus asa.
4 komentar:
Di sinilah diperlukan ilmu adab,
Adab batin kita meyakini bahwa kita semua tenggelam dan karam di dalam qudrot irodat Allah SWT apa saja yang terjadi atasa kehendakNya,
Adab lahir kita melakukan apa yang harus dilakukan, syariat jalan,
Benar kita yakin rejeki adalah mutlak kehendakNya punya usaha atau tidak sudah diaturNya semenjak di dalam perut,
Tetapi adab lahir kita Wajib, berdosa kalau tidak dikejakan, menuntut rejeki yang halal,
Kita hanya bisa berusaha, dan tersu berusah untuk mendapatkan yang terbaik.
ok trims komen n sarannya.......
bagus banget buat motivasi artikelnya gan
Posting Komentar
Comment please about my post.
Your comment will be replied. Hoppefully,,,,hhehehehe
Ok....