Jumat, 03 Mei 2013

Akankah Kita Menyalahkan Takdir?


Takdir menurut Islam ada yang bisa dirubah dan ada yang tidak dirubah. Misal takdir yang bisa dirubah yaitu seorang siswa ingin lulus UN dengan berusaha keras dan akhirnya ia lulus dengan nilai yang tinggi, sedangkan takdir yang tidak bisa dirubah contohnya meninggalnya seseorang walaupun masih dalam keadaan sehat menurut ilmu kesehatan.
Bagaimana keadaannya jika kita merasa takdir itu bisa dirubah tapi belum saja takdir itu sesuai dengan harapan dan doa kita? Semisal Adit belajar bersungguh-sungguh untuk menghadapi Ulangan semester akhir dengan harapan ia mendapat nilai yang tinggi. Akantetapi takdir berkata lain dia tetap saja mendapat nilai yang pas-pasan. Akankah begitu sulit mengubah takdir?

Pertama-tama di masyarakat takdir dikaitkan dengan suatu keadaan yang tidak bisa dirubah dan merupakan kehendak Allah SWT. Jikalau keadaan itu bisa berubah bukan takdir namanya akantetapi NASIB. Nasib ada yang baik (mujur) dan ada yang jelek (apes).
Nasib yang baik (mujur,bahasa kerennya) misalkan mendapat bantuan beasiswa kepada seseorang atas prestasinya di kampus. Nasib baik ini yang selalu diharapkan semua orang dan bahkan kalau ada nasib baik itu datang secara tiba-tiba.
Sedangkan nasib buruk (apes, bahasa gokilnya) tidak disukai kebanyakan orang (bukan seluruhnya), karena biasanya mendatangkan sikap-sikap yang kurang baik (frustasi, marah, kecewa, dsb) terhadap orang-orang yang tidak siap menghadapinya.
Terkait baik buruknya atau mujur apesnya nasib seseorang adalah kuasa Ilahi. Memang nasib bisa dirubah dengan usaha, doa, dan ikhtiar, akantetapi tetaplah Allah yang menentukan. Percayalah bahwa Allah SWT memberikan sesuatu yang dibutuhkan manusia bukan diperlukan manusia.
Dari kasus di atas (soal Adit J...) ini dalam cerita bukan kenyataan bahwa mungkin ia sedang diuji ketaatannya, semakin ia sabar (kuat imannya) semakin ia dekat dengan Allah. Dan yang kedua mungkin ada faktor lain yang menyebabkan ia tidak mendapatkan nilai baik seperti masih tersisanya keraguan dalam dirinya bahwa ia bisa memperoleh nilai baik. Ingat di kasus ini tidak hanya doa dan usaha saja yang perlu dilakukan. Sebelum melakukan sesuatu ingatlah bahwa kita harus optimis bisa dan lakukan yang terbaik. Jika pada level tertinggi kita akan berani gagal tetapi tidak ingin gagal. Itulah prinsip hidup, karena manusia walaupun makhluk yang sempurna tapi juga makhluk yang lemah. Tetap berusaha yang terbaik dan jangan putus asa.

4 komentar:

Unknown mengatakan...

Di sinilah diperlukan ilmu adab,
Adab batin kita meyakini bahwa kita semua tenggelam dan karam di dalam qudrot irodat Allah SWT apa saja yang terjadi atasa kehendakNya,
Adab lahir kita melakukan apa yang harus dilakukan, syariat jalan,
Benar kita yakin rejeki adalah mutlak kehendakNya punya usaha atau tidak sudah diaturNya semenjak di dalam perut,
Tetapi adab lahir kita Wajib, berdosa kalau tidak dikejakan, menuntut rejeki yang halal,

Erwan Setiawan mengatakan...

Kita hanya bisa berusaha, dan tersu berusah untuk mendapatkan yang terbaik.

Unknown mengatakan...

ok trims komen n sarannya.......

Download Game Seru mengatakan...

bagus banget buat motivasi artikelnya gan

Posting Komentar

Comment please about my post.
Your comment will be replied. Hoppefully,,,,hhehehehe
Ok....