Pengorganisasian merupakan fungsi
kedua setelah dibuat perencanaan. Pengorganisasaian menyebabkan timbulnya
sebuah struktur organisasi yang dapat dianggap sebagai wadah dalam
menggabungkan kegiatan – kegiatan manusia secara terorganisir. Tugas
pengorganisasian adalah mengharmoniskan suatu kelompok orang – orang berbeda,
mempertemukan macam – macam kepentingan dan memanfaatkan kemampuan kesemuanya
ke suatu arah tertentu.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh
G.R. Terry ( Malayu S.P.Hasibuan,1996:122 ) bahwa :
“Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan – hubungan
kelakuan yang efektif antara orang – orang, sehingga mereka dapat bekerja sama
secara efisien dan dengan demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam hal
melaksanakan tugas – tugas tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu guna
mencapai tujuan atau sasaran tertentu”.
Sedangkan menurut Winardi ( 1990:375 ) pengorganisasian adalah
“ sebagai suatu proses dimana pekerjaan yang ada dalam komponen – komponen yang
dapat ditangani dan aktivitas mengkoordinasi hasil – hasil yang dapat dicapai
untuk mencapai tujuan tertentu “.
Jadi dalam uraian diatas terjadi
suatu proses pembagian kerja yang kemudian hasilnya dikoordinasikan untuk
mencapai tujuan tertentu. Seorang manajer harus dapat menempatkan setiap
pekerjaan sesuai dengan kecakapan yang dimiliki sehingga pencapaian tujuan
dapat lebih efektif dan efisien.
Adapun proses pengorganisasian dalam
suatu perusahaan adalah meliputi pembatasan dan penjumlahan tugas – tugas,
pengelompokan dan pengklasifikasian tugas – tugas, pendelegasian wewenang
diantara karyawan atau personal perusahaan, sedangkan langkah dalam membentuk
keanggotaan pada proses pengorganisasian menurut Malayu S.P. Hasibuan (
1996:130 ) adalah sebagai berikut:
1.
Manajer harus mengetahui tujuan
organisasi yang dapat dicapai, apakah provite motive atau service
motive.
2.
Penentuan kegiatan – kegiatan,
artinya manajer harus mengetahui, merumuskan dan menspesifikasi kegiatan –
kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi dan menyusun daftar
kegiatan – kegiatan yang akan dilakukan.
3.
Pengelompokan kegiatan – kegiatan,
artinya manajer harus mengelompokan kegiatan – kegiatan kedalam beberapa
kelompok atas dasar tujuan yang sama. Kegiatan – kegiatan yang bersamaan dan
berkaitan erat disatukan kedalam satu departemen atau satu bagian.
4.
Pendelegasian wewenang, artinya
manajer harus menetapkan besarnya wewenang yang akan didelegasikan kepada
setiap departemen.
5.
Rentang kendali, artinya
manajer harus menetapkan jumlah karyawan pada setiap departemen atau bagian.
6.
Peranan perorangan, artinya
manajer harus menetapkan dengan jelas tugas – tugas setiap individu karyawan,
supaya tumpang tindih tugas dapat dihindarkan.
7.
Tipe organisasi, artinya
manajer harus menetapkan tipe organisasi apa yang akan dipakai, apakah line
organization, line and staff organization ataukah function organization.
8.
Struktur, artinya manajer harus
menetapkan struktur organisasi yang bagaimana yang akan dipergunakan, apa
struktur organisasi segitiga vertikal, segitiga horizontal, berbentuk
lingkaran, berbentuk setengah lingkaran, berbentuk kerucut vertikal/horizontal
ataukah berbentuk oval.
Bila langkah – langkah diatas
dilaksanakan, maka organisasi yang terbentuk akan berjalan dengan baik, efektif
dan efisien dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan demikian
pengorganisasian sangat menentukan kelancaran jalannya pelaksanaan dan
merupakan pengaturan kekuasaan, pekerjaan, tanggung jawab serta penetapan
jumlah personal yang diperlukan, sehingga memudahkan dalam pencapaian tujuan
perusahaan.
0 komentar:
Posting Komentar
Comment please about my post.
Your comment will be replied. Hoppefully,,,,hhehehehe
Ok....