Minggu, 02 Desember 2012

Fungsi Pengorganisasian

Pengorganisasian merupakan fungsi kedua setelah dibuat perencanaan. Pengorganisasaian menyebabkan timbulnya sebuah struktur organisasi yang dapat dianggap sebagai wadah dalam menggabungkan kegiatan – kegiatan manusia secara terorganisir. Tugas pengorganisasian adalah mengharmoniskan suatu kelompok orang – orang berbeda, mempertemukan macam – macam kepentingan dan memanfaatkan kemampuan kesemuanya ke suatu arah tertentu.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh G.R. Terry ( Malayu S.P.Hasibuan,1996:122 ) bahwa :
“Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan – hubungan kelakuan yang efektif antara orang – orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien dan dengan demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam hal melaksanakan tugas – tugas tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu”.

Sedangkan menurut  Winardi ( 1990:375 ) pengorganisasian adalah “ sebagai suatu proses dimana pekerjaan yang ada dalam komponen – komponen yang dapat ditangani dan aktivitas mengkoordinasi hasil – hasil yang dapat dicapai untuk mencapai tujuan tertentu “.
Jadi dalam uraian diatas terjadi suatu proses pembagian kerja yang kemudian hasilnya dikoordinasikan untuk mencapai tujuan tertentu. Seorang manajer harus dapat menempatkan setiap pekerjaan sesuai dengan kecakapan yang dimiliki sehingga pencapaian tujuan dapat lebih efektif dan efisien.
Adapun proses pengorganisasian dalam suatu perusahaan adalah meliputi pembatasan dan penjumlahan tugas – tugas, pengelompokan dan pengklasifikasian tugas – tugas, pendelegasian wewenang diantara karyawan atau personal perusahaan, sedangkan langkah dalam membentuk keanggotaan pada proses pengorganisasian menurut Malayu S.P. Hasibuan ( 1996:130 ) adalah sebagai berikut:
1.      Manajer harus mengetahui tujuan organisasi yang dapat dicapai, apakah provite motive atau service motive.
2.      Penentuan kegiatan – kegiatan, artinya manajer harus mengetahui, merumuskan dan menspesifikasi kegiatan – kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi dan menyusun daftar kegiatan – kegiatan yang akan dilakukan.
3.      Pengelompokan kegiatan – kegiatan, artinya manajer harus mengelompokan kegiatan – kegiatan kedalam beberapa kelompok atas dasar tujuan yang sama. Kegiatan – kegiatan yang bersamaan dan berkaitan erat disatukan kedalam satu departemen atau satu bagian.
4.      Pendelegasian wewenang, artinya manajer harus menetapkan besarnya wewenang yang akan didelegasikan kepada setiap departemen.
5.      Rentang kendali, artinya manajer harus menetapkan jumlah karyawan pada setiap departemen atau bagian.
6.      Peranan perorangan, artinya manajer harus menetapkan dengan jelas tugas – tugas setiap individu karyawan, supaya tumpang tindih tugas dapat dihindarkan.
7.      Tipe organisasi, artinya manajer harus menetapkan tipe organisasi apa yang akan dipakai, apakah line organization, line and staff organization ataukah  function organization.
8.      Struktur, artinya manajer harus menetapkan struktur organisasi yang bagaimana yang akan dipergunakan, apa struktur organisasi segitiga vertikal, segitiga horizontal, berbentuk lingkaran, berbentuk setengah lingkaran, berbentuk kerucut vertikal/horizontal ataukah berbentuk oval.
Bila langkah – langkah diatas dilaksanakan, maka organisasi yang terbentuk akan berjalan dengan baik, efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan demikian pengorganisasian sangat menentukan kelancaran jalannya pelaksanaan dan merupakan pengaturan kekuasaan, pekerjaan, tanggung jawab serta penetapan jumlah personal yang diperlukan, sehingga memudahkan dalam pencapaian tujuan perusahaan.

0 komentar:

Posting Komentar

Comment please about my post.
Your comment will be replied. Hoppefully,,,,hhehehehe
Ok....